SOCIAL MEDIA

Saturday, October 28, 2017

Anak Main Gadget? Yay or Nay?



Hayooo, kalian masuk kubu mana? Pro anak pegang hape atau kubu anak haram pegang hape?

Eilah bahasanya buk!

Ya memang gitu kan. Ada yang bener-bener nglarang anaknya gak main hape blass lhooo.. Aku sungguh salut padamuh mak! #standingapplause

Karena saya gak sanggup!

Friday, October 27, 2017

Menjadi Ibu yang Selow



Ibu yang selow yang kayak gimana sih? Yang oon bukan?

Ya bukanlah buk!

Selow disini maksudnya gak gampang baper, gak terlalu nuntut ini itu dari anak, suami, bahkan dirinya sendiri.

Saya lagi belajar jadi ibu yang kayak gini.

Sebagai mantan orang perfeksionis yang tukang ngatur dan suka kesempurnaan, menjadi ibu adalah sebuah tantangan yang zuper duper penuh perjuangan. Tambahan lagi, keluarga yang kami bangun kala itu memulai semuanya dari enol. Menantang banget kan? Kan? *udah iyain aja biar cepet.

Menjadi ibu itu penuh dengan ketidakpastian. Apalagi awal-awal jadi ibu baru ya. Megap-megap deh buk. Gak jelas kapan anak bangun, anak minta susu, gak jelas kapan sakit, gak jelas kapan pipis dan kapan pup. Semuanya serba misteri.

Dari semua ketidakjelasan itu, ada satu hal yang paling utama:  ketidakjelasan suasana hati ibu. People call it baby blues syndrom. Yeah, whatever you name it lah!

Tapi jangan pikir gejolak emosi ini hanya milik ibu yang baru melahirkan saja. Ibu yang anaknya udah gede pun bisa gak jelas juga lho maunya apa!

Kenapa coba? Karena mudah baper! Karena suka membandingkan harapan vs kenyataan. Suka membandingkan lapak sendiri dengan lapak tetangga. Maunya serba jadi. Serba terkendali.

Coba bayangin gimana nasib ibu yang mempertahankan idealismenya yang serba perfecto! Macam Nia Ramadhani sih boleh lah ya? Nah macam kite-kite yang rakyat jelata? Elaah bahasanya.. 😂😂

Gak bisa buat mpasi rumahan dengan bahan-bahan yang adanya cuma di Supermarket besar, langsung merana. Duh, anakku gak bisa dapat nutrisi kayak si ono! Yaudah sik, cukup yang ada di pasar.

Gak bisa bikin rumah rapi jeli dengan interior keren? Yaweslah ya, yang penting disapu dan di pel.

Gak bisa dandan dan pake gincu imporet, ya yang lokal murah bagus buanyak!

Ada yang posting anaknya bisa ini itu, langsung sedih. Kok anakku gak gini? Lalu kita mulai memaksakan kehendak kita ke anak, agar ikut dengan standart keren seperti yang tersaji di sosial media.

Ada yang posting suaminya romantis dan 'terlihat so idaman'. Langsung deh cemberutin suami yang sungguh tak tahu apa-apa. Kita sebel karena kita pikir suami tidak memunuhi kriteria khalayak ramai. So sad!

Belum lagi ada yang posting abis beli ini itu, liburan kesini kesono. Haduuuh, langsung merasa paling tidak beruntung sedunia.

Weleh weleh. Gak capek sist??

Jangan tergiur dengan indahnya foto-foto yang bertebaran di dunia maya, atau selintasan papasan sama orang yang menurut kita wow. Lalu dalam hati mulai membatin, aku harusnya kaya gini! Ih, kok si A bisa gini? Hidup ku kok gini-gini amir.

Selow aja sih!

Tapi selow yang pinter ya! Jangan oon-oon banget. Mengatasnamakan selow dan kewarasan, jadi ngerasa oke jadi ibu yang biasa padahal punya potensi yang luar biasa. Selow lah yang bertanggung jawab. Yang elegan. #uhuk

Pahami karakter dan kemampuan diri sendiri. Ukur sendiri, naikkan pelan-pelan setiap potensi untuk kebaikkan diri sendiri, kebaikkan suami, kebaikkan anak, kebaikkan umat. #eaa

Jangan gampang baper. Jangan gampang menjudge diri sendiri dan sekitar. Jangan mudah membandingkan lalu kita jadi rungsing. Emang anak aja yang bisa tantrum, emak-emak kalo suasana hati buruk juga bisa tantrum lho! Dan siapa yang mempu mengendalikan ibu yang tantrum kecuali dirinya sendiri?

Anakmu, suamimu, hidup mu tak perlu seperti itu untuk membuatmu bahagia.

Coba deh tarik napas dulu.

Inhale... Exhale...

Gak usah terlalu banyak menuntut diri sendiri dan sekitar. Nikmatin prosesnya pelan-pelan. Santaii sajaaa...!

Merasa keadaan berjalan tidak sesuai dengan harapan? Ya sudahlah.. Zeloow.

Setiap orang punya porsinya sendiri. Jadi mari fokus dengan yang terhidang di meja masing-masing.

Jika kita tidak bisa merubah keadaan, mungkin sudah waktunya kita merubah pandangan.

Oke ibuk-ibuk?

Kurangi kecepatan, yuk mulai liat pemandangan indah didalam dan mulai berucap "Alhamdulillah.."


Muach!

Tata Belum Sekolah



Lagi pingin nulis ini meski topik udah basi.

Beberapa orang yang saya jumpai, di Pare atau Pasuruan saat pulkam, sering sekali menanyakan ini.


"Tata udah sekolah? Udah bisa apa?"


Lalu mukanya kecewa gitu saat saya bilang Tata belum mengecap dunia pendidikan playgroup. Yelaaah!