SOCIAL MEDIA

Friday, January 5, 2018

[FAMILY PROJECT] Melatih Kecerdasan Mika



Wow, finally udah game level 3. rasanya baru kemarin perkenalan kelas bunsay.

Semakin tinggi level, kerasa banget tantangannya semakin bikin emak ngos-ngosan. Padahal plis deh ah, baru juga level tiga, belum yang level 10 pedesnya! :D Tapi yasudahlah, level 1 kita pikirkan nanti saja. Sekarang waktunya ngunyah materi level 3 pelan-pelan. Biar gak keselek. #apasih

So, what is the topic? 

Level 3 ini kita akan bahas tentang Kecerdasan Anak. Beraaat! Baru kemarin melatih kemandirian, sekarang sudah sampai kecerdasan. Maklum, emaknya gak merasa cerdas-cerdas banget jadi minder kalo ngomongin kecerdasan anak. 

Tapi tetep lah ya, se-ngehe apapun emaknya pasti mau kan punya anak cerdas? Ada gitu minta supaya di kasih anak ya gak cerdas? Gak ada kan ibu hamil yang elus perut sambil berdoa, "Ya Allah, jangan beri hamba anak yang cerdas ya Allah. Susah ngaturnya. Pleasee!!" -_-

Ada yang begitu? Enggak ada pasti!

Nah, kalo mikir kecerdasan hanya melulu seputar angka di rapot dan kemampuan menghapal rumus-rumus matematika dan fisika, anda salah besar mak. Ini nih yang bikin emak minder kalo ngomongin masalah kecerdasan. Karena tolak ukur nya hanya nilai-nilai yang tertulis di kertas doang. Untungnya, jaman udah gak kayak dulu yang mengkotak-kotak kan anak cerdas cuma dari nilai akademik (eh, bener gak sih? Ada gak yang masih berfikir kayak gitu?). Semakin berkembangnya jaman, orang semakin sadar dunia gak perlu banyak orang pinter tapi labil. Berbagai bidang ilmu pun semakin dihargai sekarang. Mana ada dulu anak punya cita-cita jadi blogger atau youtubber khan..khan..!

Berdasar materi Level 3 Kelas Bunda Sayang, kecerdasan di bagi menjadi beberapa tingkatan,

Kecerdasan Intelektual : Kemampuan untuk menalar,perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Kecerdasan Intellektual membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.

Kecerdasan Emosi : Kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan Emosional membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman (good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi.

Kecerdasan Spiritual : Kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan. Kecerdasan Spiritual membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna (meaningful life).

Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang. Kecerdasan Menghadapi Tantangan menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.

Siapa sih yang gak mau anaknya punya keempat kecerdasan tersebut, Mak! Dan lagi kecerdasan tersebut juga saling berhubungan antar satu dan lainnya lho! Penting untuk kita mengajarkan keempatnya untuk anak kita, agar tidak jomplang meski akan ada yang menonjol.

Untuk tantangan di level 3 ini, kita di haruskan hanya memilih satu orang anak saja sebagai subject utama yang akan kita latih kecerdasannya. Selebihnya menjadi subject pendamping. Untuk kali ini, Mika jadi subject utama karena di tantangan level 2 tentang kemandirian anak kemarin sudah sama Tata. 

Kecerdasannya pun sebenernya harus milih fokus di mana. Agak bimbang juga nih! Biasa emak banyak maunya. Kalo bisa mah semua-muanya di masukin kan! Hahaha. Bisa sih, tapi nanti jadi gak optimal, jadi kita fokus kan aja satu-satu dulu! Lagian gaya amat mau semuanya langsung. Ngaca nin ngaca!

Karena Mika udah sekolah dan rasa-rasanya sudah mencakup Kecerdasan Intelektual, marilah kita beranjak ke kecerdasan yang kedua, yaitu kecerdasan Emosi.

Sebenernya, Mika ini emosinya udah lumayan lah. Asal penjelasannya masuk akal, lagi good mood, udah kenyang, dan cukup tidur pasti emosinya stabil. Tapi kan namanya idup gak mulus aja ya, Buk! Kalo semua nya okeh mah bukan kecerdasan namanya, itumah sudah otomatis. Yang namanya Kecerdasan Emosi ya berarti harus pandai mengelola emosi disituasi apapun, ya pas enak, ya pas gak enak, pas manis, pas sepet.

Untuk Mika, fokusnya adalah melatih mengenal emosi dan setelah itu belajar sedikit-sedikit merespon emosi-emosi tersebut. Biar nanti jika sudah menginjak 6-7 tahun dia udah pintar mengelolanya. Harapannya ketika dia dewasa, dia sudah mateng secara emosional. Gak sembrono ambil keputusan, gak gampang sakit hati, gak gampang dendam, mudah memaafkan, mudah membahagiakan diri sendiri. Karena ternyata orang dewasa yang belum matang emosinya itu bahaya saudara-saudara. #curhat

Jadi, tantangan ini akan masuk dalam Family Project Keluarga Wiguna! Subject dan object nya semua orang dalam keluarga ini termasuk Ayah dan Mama, tapi nanti yang ditulis disini hanya fokus pada Mika ya..


5 Hari Mika Mengelola Emosi

Day 1 Bermain Peran menggunakan boneka kaos kaki
Tujuan:  Mengenalkan Mika tentang rasa Marah, Sedih, Senang dan Takut

Day 2 Belajar Memuji
Tujuan: Belajar fokus pada kebaikan orang lain

Day 3 Menebak Kejadian Lewat Gambar
Tujuan: Melatih kepekaan kepada sekitar

Day 4 Memilih Mana Yang Lebih Disukai
Tujuan: Melatih anak membuat keputusan dan mengetahui keinginan diri sendiri

Day 5 Mengungkapkan Sayang
Tujuan: Melatih anak mudah mengutarakan perasaannya

Tantangannya memang 10 Hari ya, tapi untuk kecerdasan emosi mau coba 5 hari dulu. Setelah itu akan direview apakah perlu tambahan atau sudah bisa lompat ke kecerdasan lainnya. Gak tinggi-tinggi juga goal nya. Sedikit-sedikit tapi membekas lebih diutamakan. 

Sebelum mulai ke project nya, udah mulai brainstorm Ayah dulu. Jadi bisa saling mendukung dalam rencana 10 hari kedepan (minimal). Mika pun udah di beri banyak pengalaman hari ini tentang perasaan-perasaan yang akan jadi pembahasan besok. 

Sedih = Mama gak jemput karena mama sibuk Me Time dong! Hahaha. Hari ini Ayah yang jemput, mamanya berenang sampai gosong. Pembagian tugas juga sama ayah biar ayah ngrasain juga jemput anak sekolah #alasan. Kata ayah sih tadi sempet nangis karena mau bobo siang tapi gak ada lapak nenen.

Senang = Mama pulang! Trus bolehin Mika dan kakak main hujan-hujanan yang lagi dueress banget! Mereka senengnya udah kayak di beliin mainan harga maratus rebu. Bahagianya anak-anak itu sederhana ya..

Marah = Belum nih. hari ini anaknya so sweet banget gak marah and ngambek. Sama kakaknya pun mau ngalah. Besok menyesuaikan keadaan. Bisa juga bahas kejadiaan-kejadian lampau yang masih dia ingat tentang kemarahannya ini.

Takut = Mika sering takut dengan orang baru. Tadi waktu hujan ada petir dia juga takut banget. Jadi hujan-hujan nya diteras rumah ajah :D

Ayuk Mak, mau ikutan juga gak? Seru juga lho kalo direncanakan di awal. Aku gak sabar nunggu besok nih!

Ada yang punya pengalaman melatih kecerdasan anak gak? Share juga dong, kali jadi ada ide baru. :D

Cheers!

No comments :

Post a Comment