Monday, January 8, 2018
Melatih Kepekaan Mika
Setelah kemarin berkutat dengan puja dan puji, hari ini kami fokus mengasah kepekaan Mika. Lagi-lagi, kepekaan ini masih berhubungan dengan sifat empati yang menjadi goal dalam melatih Kecerdasan Emosi Mika.
Sebelum jadi orang tua, siapa sih yang menyangka bahwa peka pun ada latihannya. Kita berpikir bahwa setiap manusia pasti dong puya kepekaan terhadap sesamanya, they are not stone by the way. Yah, memang benar, tetapi kadar kepekaan seseorang berbeda-beda. Dan sayangnya masih banyak yang lebih peka terhadap kebutuhan diri sendiri daripada kebutuhan sesama. Sad world.
Apa saja yang kami lakukan untuk melatih kepekaan Mika?
1. Membantunya mengenali berbagai macam emosi, sehingga dia bisa mengenali setiap perasaannya sehingga dia pun akan lebih mudah dalam mengenali emosi orang lain. Kemarin kita sudah praktek dan butuh terus menerus latihan.
2. Membantunya untuk mau menunjukkan kepekaannya dalam wujud perbuatan. Tidak sekedar peduli dan mengerti tapi juga mau melakukan sesuatu sesuai kata hati nya untuk dapat membantu orang lain.
Sementara kami fokus pada dua poin diatas. Jangan salah, meski hanya dua poin, praktek mengajarkannya sungguh penuh tantangan. huhuhu. Hari ini, Mika mulai berlatih memantapkan pemahamannya akan emosi dan belajar membaca emosi orang lain.
Awalnya, mama berencana menunjukkan Mika berbagai macam gambar kejadian untuk kita bahas bersama. Tapi sepertinya waktunya kurang pas, jadi kita membahasnya sembari ngobrol berkualitas dari hati ke hati #tsaaah. Karena mama nya sang drama queen, jadilah mama main drama-drama an untuk mengetahui bagaimana respon Mika terhadap keadaan di sekelilingnya.
1. Mama menunjukkan wajah sedih. Mika langsung bertanya,
"Kenapa mah? Mama sakit? Kenapa?" Trus muka nya langsung ikut sedih. Hahaha. Emaknya sebenernya kepingin ngakak, tapi ditahan karena gak mau merusak suasana.
"Kaki mama sakit", pasang wajah mau nangis.
"Mm, sakit kakinya. Mika pijit, mau?" katanya sambil mulai memijit kaki yang bagi mama kayak digelitikin aja.
"Boleh, makasih ya Mika sudah peduli" >> Sambil mengenalkan kosakata 'peduli'.
2. Kakak sedang makan, lalu kakak batuk.
"Wah, kakak batuk! Pelan-pelan kak makannya. Biar gak batuk-batuk diapain ya dek?"
"Mika ambil minum dulu" katanya sambil lari ke belakang.
Kepeduliannya sudah mulai terbentuk, tetapi tetap harus di pancing dulu agar lebih peka lagi. Meski tetep lah ya, terkadang kepekaan nya terhadap kondisi orang lain berlawanan dengan ego nya sendiri. But it's okay! Namanya juga belajar kan!
Hari ini gak banyak ceritanya karena Ayah lagi libur dan kita semua mager. :D
Besok mau melatih Mika membuat keputusan dan mengetahui keinginannya sendiri.
Sampai jumpa besok!
Muach!
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment